Siang itu kami berkunjung untuk bersilaturahmi pasca lebaran ke seseorang di daerah Serang. Kami memanggilnya Abah. Abah menerima kunjungan kami di bale di samping rumahnya karena saat ini ruang tamu rumahnya sedang dalam perbaikan.
Kami mengenal Abah sudah setahun lebih. Selalu ada banyak hal yang dapat kami pelajari dari Abah, seperti petuah-petuahnya tentang kehidupan ataupun mencontoh perilaku dalam keseharian beliau.
Kemarin kami berbincang tentang banyak hal. Di tengah perbincangan kami, tiba-tiba Abah memanggil tetangganya yang mengendarai motor yang lewat di depan rumah dengan bahasa Jawa Serang. Terdengar oleh kami Abah bertanya ke orang itu apa ada ramuan jamu untuk asam urat. Abah mengatakan kakinya agak sakit dan merasa mungkin asam uratnya kambuh.
Tetangga yang dipanggil oleh Abah ternyata seorang yang menjual ramuan untuk berbagai penyakit. Orang itu menghampiri Abah dan mengecek kaki Abah dengan seksama sambil bertanya di sebelah mana yang dirasakan sakit. Sepintas kemudian, orang tersebut kembali ke motornya untuk mengambil sebotol ramuan jamu yang dari luar terlihat seperti air teh.
Abah membuka tutup ramuan jamu yang diberikan oleh tetangganya dan berkomentar,
“Apa ini ada serainya?”
Orang itu menjawab, “Iya ini campuran serai, alang-alang dan yang lainnya”.
Abah kembali menimpali, “Uangnya nanti ya digabung”.
Kemudian tidak lama kemudian orang tersebut pergi.
Kami yang sedari tadi memerhatikan agak bingung dengan kondisi yang baru saja kami lihat dikarenakan kami tahu si Abah ini memiliki kelebihan untuk mengobati orang dengan berbagai macam penyakit.
Karena kami penasaran lalu kami bertanya ke beliau,
“Bukannya Abah ga ada masalah ma asam urat dan biasa membuat ramuan jamu sendiri untuk mengobati?”
Abah lalu menjelaskan, “Tadi itu tetangga kampung, dia sebatang kara tidak punya keluarga sama sekali dan menjual ramuan jamu ini merupakan mata pencaharian orang tersebut untuk kesehariannya. Abah membeli ramuannya bukan karena Abah sakit, tapi membantu agar ramuan jamu yang dia buat laku. Padahal ya kalo boleh komentar, ini ramuannya juga terlalu encer.”
Mendengar penjelasan Abah kami mengerti dan mengambil beberapa pelajaran yang secara langsung diajarkan oleh Abah:
- Belajar untuk merendahkan diri sekaligus menghilangkan rasa ke-aku-an dalam diri karena kelebihan yang kita miliki
- Menyebarkan kebaikan bisa dengan berbagai cara, salahsatunya dengan membantu orang yang sedang berjualan dalam mencari rezeki.