Kenapa semua Muslim menghadap Ka'bah ketika shalat?
Pertanyaan:
Apa sebenarnya arti Ka’bah bagi umat Islam? Saya memeluk Islam tahun lalu karena perkawinan dan seorang non-Muslim mengatakan kepada saya bahwa orang-orang Islam pergi Haji hanya untuk menyentuh batu. Apakah itu benar? Jika tidak lalu kenapa semua orang Islam ketika shalat menghadap ke arah Ka'bah dan ke arah Timur? Saya ingin belajar lebih banyak tentang keyakinan yang saya peluk saat ini sehingga jika ada orang yang bertanya seperti yang saya tanyakan maka saya dapat memberitahukan kepada mereka tentang kebenaran Islam.
Jawaban:
Allah swt. berfirman di dalam Al-Qur'an, “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (Al-'Imran 3: 96). Demikianlah seperti dalam ayat itu Allah memerintahkan umat Islam untuk menghadap Ka'bah, dan kita kembali diajak ke akar nenek moyang manusia yaitu Nabi Adam as.
Salah satu pesan pokok dalam Islam yaitu untuk mematahkan sejumlah pembatas seperti ras, bahasa, etnis dll. yang memisahkan umat manusia dari satu dengan yang lainnya dengan cara menekankan untuk kembali ke asal mereka yaitu Adam dan Hawa. Kita tidak perlu menegaskan bahwa faktanya rasisme memang merupakan malapetaka bagi kemanusiaan di sepanjang waktu. Justru melalui ajaran yang diterapkan oleh Islam maka akar dari bahaya ini langsung dipotong. Dan tidak mengherankan jika semua ritual ibadah dalam Islam menekankan pada persamaan dibandingkan pembedaan berdasarkan pada kasta, suku atau status. Salah satu pesan terakhir yang disampaikan oleh Rasulullah saw. ketika melaksanakan Haji Wada' (perpisahan), “Dengarlah, Tuhan kalian adalah satu dan leluhur kalian pun satu. Kalian semua adalah anak-cucu Adam (AS). Sedangkan Adam (AS) telah diciptakan-Nya dari tanah. Maka, kalian semua pun juga sama-sama berasal dari tanah, maka tak seorang pun dari kalian lebih unggul/utama dari pada yang lain. Sesungguhnya, yang lebih utama diantara kalian dalam pandangan Allah (SWT) adalah yang paling taqwa kepada-Nya. Dengan demikian tak seorang Arab pun yang boleh mengaku bahwa dirinya lebih utama daripada yang bukan orang Arab. Keutamaan seseorang diukur dari ketaatannya dan besarnya rasa takutnya kepada Tuhan.”
Islam mengajarkan kita untuk menyembah satu Tuhan yang sama. Tidak seperti agama-agama lainnya yang cenderung secara berlebihan memuja para pendirinya maka Allah swt. membuat Nabi Muhammad saw. mendeklarasikan bahwa ia hanyalah manusia biasa, seperti tercantum didalam Al-Qur'an: “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Al-Kahfi 18:110)
Untuk itu pernyataan yang menyebutkan bahwa umat Islam melaksakan haji hanya untuk menyentuh batu hitam (hajar aswad) atau Ka'bah sangatlah jauh dari kebenaran. Mereka melaksanakan haji karena itu adalah termasuk salah satu dari lima rukun Islam.
Dan memang benar bahwa ketika jamaah haji mengitari Ka'bah dan mereka menyentuh hajar aswad maka hal itu hukumnya Sunnah. Untuk itu sangat salah dan keliru jika ada yang menyebutkan umat Islam pergi ke Mekah hanya untuk menyentuh hajar aswad.
Menyentuh hajar aswad merupakan kegiatan simbolis saja; kegiatan ini semata-mata bertujuan untuk mengsimbolkan permulaan ritual tawaf mengelilingi Ka'bah. Dalam konteks ini kita perlu ingat apa yang pernah dikatakan oleh Sayyidina Umar ra. ketika beliau menyentuh hajar aswad. Dalam salah satu riwayat Bukhari-Muslim, diterangkan bahwa Sayyidina Umar, sebelum mencium Hajar Aswad mengatakan, "Demi Allah, aku tahu bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak dapat berbuat apa-apa.Kalau aku tidak melihat Rasulullah SAW mencium-mu, tidak akan aku mencium-mu.”
Kita tidak menemukan sesuatu yang penting yang terdapat di hajar aswad selain fakta bahwa hajar aswad ditempatkan oleh Nabi Ibrahim as. atas perintah dari Allah swt. Sehingga kita hanya memperbaharui ingatan kita akan Nabi Ibrahim as, seorang Nabi besar yang keyakinan dan jiwa pengorbanannya diperingati dalam ritual haji.
Jika ada seseorang berkata sebaliknya maka sesungguhnya dia telah membelokkan ajaran Islam. Dan seorang non-Muslim tidak bisa kita jadikan sumber untuk belajar tentang Islam. Sumber untuk mempelajari Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah dan mereka yang memahami benar kedua sumber hukum Islam tersebut (para ulama).
Tidak benar bahwa umat Islam selalu menghadap ke Timur ketika hendak shalat, mengenai arah menghadap ke Ka'bah itu tergantung lokasi di dunia dimana kita berada.
Kesimpulannya, Ka'bah merupakan rumah peribadatan pertama dan paling tua yang pernah dibangun oleh umat manusia dan ditujukan untuk menyembah Tuhan yang Esa. Lebih jauh lagi dengan menghadap ke arah Ka'bah kita ditekankan akan ide sentralitas Tuhan dalam hidup kita.
Sumber: Islam.ca
- roemasa's blog
- Add new comment
- 706 reads