Pertanyaan :

Ulama yang terhormat, as-salamu `alaykum.
Di Australia banyak anggota dari komunitas Muslim membeli rumah dan mobil melalui pinjaman dan penggadaian bank komersial. Ini disebabkan oleh 2 hal: Pertama, mereka tidak memiliki pilihan bank Islam karena di negara Barat yang ada hanya bank komersial - mau tidak mau untuk dapat memiliki rumah dan mobil harus dengan meminjam ke bank. Kedua, Apa benar bunga yang dilarang merujuk kepada bunga yang terlampau tinggi dan diatas rata-rata(luar biasa tinggi). Bunga lebih tinggi atau lebih rendah diatas rata-rata diperbolehkan.
Tolong berikan penjelasan mengenai hal ini, terutama untuk masalah bunga dan riba dalam Islam.
Juga tolong dijelaskan riba menurut Islam itu melingkupi apa (bunga, ambil untung melampaui batas atau yang lainnya)

Jazakum Allahu khayran.

Jawaban (Dr. Monzer Kahf) :

Wa `alaykum as-salam wa rahmatullahi wa barakatuh.
Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji hanya bagi Allah SWT dan shalawat serta salam bagi Nabi Muhammad SAW.
Saudaraku, kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk menjawab pertanyaan dari anda. Kami memohon kepada Allah agar menunjukkan jalan yang lurus kepada kita semua dan semoga Allah membalas segala perbuatan baik anda terutama minat anda yang besar dalam belajar agama Islam.

Pertama perlu kami jelaskan bahwa apapun bentuk riba atau bunga adalah haram/dilarang. Untuk itu tidak ada pengecualian dalam Al-Qur'an baik itu bunga yang tinggi maupun bunga yang rendah, keduanya sama-sama dilarang meskipun memang bunga yang tinggi itu akan menjadi dosa yang sangat besar.

Atas pertanyaan anda, Dr. Monzer Kahf, seorang penasihat dan ahli ekonomi terkenal, menjelaskan,

Saudaraku, tidak diragukan lagi kalau bunga adalah bentuk yang paling umum dari riba. Ini adalah jenis riba yang diharamkan dalam Al-Qur'an dan Hadits dan bunga ini yang sering kita asosiasikan dengan riba. Dalam literatur fiqih disebut dengan riba ad-duyun atau riba al-qurud [Bhs Arab untuk: bunga tabungan dan bunga pinjaman].
Riba seperti ini dalam Syariah adalah penambahan atas harta pokok karena unsur waktu. Dalam dunia perbankan
hal tersebut dikenal dengan bunga kredit sesuai lama waktu pinjaman.
Perlu dicatat tidak ada perujukan baik itu bunga tinggi maupun bunga rendah. Untuk itu bunga rendah pun tetap dilarang. Tentu saja bunga tinggi lebih kejam karena selain itu dilarang juga akan menyengsarakan orang. Nabi Muhammad SAW mengingatkan umat Islam untuk menjauhi riba, dalam sabdanya:

"Apabila riba dan zina sudah merata di suatu daerah, maka mereka telah menghalalkan dirinya untuk mendapat siksaan Allah." (Riwayat Hakim; dan yang seperti itu diriwayatkan juga oleh Abu Ya'la dengan sanad yang baik).

Jabir berkata bahwa Rasulullah mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya, dan orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama.” (H.R. Muslim no.2995, kitab Al Masaqqah)."

Setiap larangan mungkin saja akan mendapatkan suatu kelonggaran dalam satu situasi tertentu. Ini juga berlaku untuk larangan riba dan larangan lainnya. Tentu saja, kelonggaran itu harus ditempatkan sesuai porsinya karena Allah SWT Maha Mengetahui atas segalanya.
Saya dapat melihat kelonggaran bunga ini dalam pembelian rumah di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Kanada, tetapi saya sulit menemukan alasan kelonggaran untuk pembelian mobil karena pasar mobil bekas bisa meminimalisirnya.




Sumber : Islamonline