Perbedaan antara Ujian dan Hukuman

richpoor Pertanyaan:

Ulama yang terhormat, Assalamu `Alaykum. Saya telah menanyakan pertanyaan ini pada beberapa ulama namun tidak ada satupun jawaban yang dapat memuaskan saya. Saya harap anda dapat memberikan penjelasan tentang ini kepada saya.
Saya tahu bahwa manusia harus melalui banyak masalah dan penderitaan sepanjang hidupnya. Nah apakah penderitaan yang menimpa seseorang itu merupakan bentuk hukuman dari Tuhan ataukah itu hanya ujian dari Tuhan yang ingin menaikkan derajatnya di akhirat kelak. Tapi bagaimanakah kita mengenali perbedaan mana yang termasuk hukuman dan mana yang termasuk cobaan Tuhan itu?

Jazakum Allahu Khayran.


Jawaban (Sheikh Muhammad Iqbal Nadvi):

Wa `alaykum Salam wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

Dengan Nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Segala puji hanya bagi Allah SWT dan shalawat serta salam bagi Nabi Muhammad SAW.

Saudaraku, pertama-tama kami ingin sampaikan bahwa kami kagum atas pertanyaan anda yang keluar dari hati yang tulus. Semoga Allah membantu kita semua dalam mematuhi  ajaran Islam dan menjadikan kita sebagai penghuni Surga kelak, Amin.

Allah SWT menguji hamba-Nya dengan hal yang baik dan hal yang buruk, dengan kekurangan dan kekayaan. Ujian ini dimaksudkan untuk memberikan mereka balasan dan menaikkan derajatnya di Surga nanti. Ujian ini banyak terjadi pada para Nabi dan Rasul dan orang-orang  shalih. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang-orang yang mendapatkan kemalangan adalah para Nabi, lalu orang-orang shalih dan sesudahnya orang-orang yang terbaik sesuai dengan kebaikannya.”

Terkadang penderitaan itu mungkin adalah buah dari dosa seseorang dan karena dirinya makin menjauh dari Allah. Dalam hal ini Al-Qur'an menjelaskan, (Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)) (Ash-Shura 42:30).

Atas pertanyaan anda, ulama Islam yang cukup terkenal Sheikh Muhammad Iqbal Nadvi, direktur dan imam Pusat Islam Al-Falah, Oakville, Ontario, Canada, menjelaskan:

Hidup itu sendiri adalah cobaan dan ujian. Allah SWT berfirman,  (Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun) (Al-Mulk 67:2).

Jadi terkait dengan ujian-ujian maka Allah menguji seseorang untuk mengetahui kadar keimanannya. Allah SWT memberikan berbagai macam situasi dan kondisi untuk melihat sejauh mana kadar keimanannya dalam segala kondisi tersebut. Allah SWT ingin memastikan jika keimanan orang tersebut tulus atau tidak.

Ujian yang kedua adalah melalui berbagai macam kesusahan dalam rangka menaikkan derajatnya. Semakin ia beriman maka akan semakin banyak ujian yang harus ia hadapi.

Ujian yang ketiga adalah melalui kesengsaraan dalam rangka untuk menghilangkan dosa-dosa dan perbuatan jahatnya. Sabda Nabi Muhammad SAW, "Menakjubkan urusan seorang mu'min, jika ia mendapatkan ni'mat, maka ia bersyukur dan syukur itu sangat baik baginya. Dan jika ia ditimpa musibah, maka ia bersabar dan sabar itu sangat baik baginya." (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Bentuk keempat dari ujian adalah fitnah, yang berguna untuk menghilangkan sakit dan kekurangan dari beberapa orang atau menjadikan mereka contoh bagi yang lain. Allah SWT berfirman, (supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.) (Al-Anfal 8:37).

Untuk pertanyaan anda yang kedua, kami memahami maksudnya. Kita akan dapat membedakan mana ujian yang ditujukan untuk hukuman dan mana ujian yang dimaksudkan untuk yang lain. Jika seseorang melakukan perbuatan baik dan masih mengalami penderitaan maka itu adalah ujian untuk meningkatkan derajatnya. Diriwiyatkan bahwa Aisyah RA telah diberitahukan oleh seseorang tentang sakitnya Abu Bakar meski dia telah tiada. Lalu dia berkata, "Allah ingin menaikkan derajatnya (Abu Bakr) meskipun dia telah tiada."

Namun jika seseorang tidak melakukan suatu kesalahan dan setelahnya dia mendapatkan masalah maka itu adalah cobaan. Diriwayatkan seseorang dibawa kehadapan Umar RA setelah tertangkap tangan melakukan kejahatan. Orang tersebut lalu meminta kepada Umar untuk memaafkannya atas perbuatannya itu karena ia baru pertama kali melakukannya, lalu Umar menjawab, "Tidak, Allah menempatkan anda dalam keadaan itu setelah Dia memberikan anda begitu banyak pilihan untuk menyesali.


Sumber: Islamonline