Adab dalam memberikan nasehat
Sudah menjadi kewajiban bagi tiap Muslim untuk saling nasehat-menasehati. Hal ini dikarenakan tiap Muslim adalah bersaudara dan sudah menjadi kewajiban saudaranyalah untuk mengingatkan ia manakala ia berbuat salah atau dosa.
Berapa banyak dari kita yang melihat saudara kita sesama Muslim yang telah menjauh dan keluar dari jalan Allah SWT? Berapa dari kita yang melihat saudara kita sesama Muslim yang berbuat salah dan lalu berkata kepada kita, "itu bukan urusanmu"? Dan memberikan nasehat kepada saudara kita sesama Muslim ternyata memang urusan kita dan menjadi kewajiban bagi seorang Muslim seperti dalam hadits Nabi Muhammad SAW: Diriwayatkan dari Abu Ruqayah Tamim bin Aus Ad Daary Radhiyallahu ‘Anhu sesungguhnya Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam ?bersabda, "Agama itu nasehat." Kami bertanya, "Untuk siapa?" Beliau menjawab, "Untuk Allah, KitabNya, RasulNya, para pemimpin kaum muslimin dan umumnya mereka" (HR. Bukhari, Muslim dan yang lainnya). Hadits ini diriwayatkan dari segolongan para shahabat, di antaranya Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Tamim Ad Daary dan Ibnu Umar radliyallahu ‘anhum (lihat Al Irwa’ No. 26)
Memberikan nasehat kepada orang lain memerlukan pendekatan yang khusus. Dibawah ini adalah beberapa adab yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim ketika ia hendak menasehati saudaranya:
1. Mencari keridhaan Allah melalui nasehat yang kita berikan
Sangatlah penting berniat hanya untuk mencari ridha Allah SWT semata manakala seseorang hendak memberikan nasehat kepada saudaranya. Hanya dengan niat yang seperti itu yang akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Jika niat kita bukan untuk mencari ridha Allah SWT semata maka bersiaplah untuk menerima balasan dari Allah SWT dan juga kebencian serta kemarahan dan orang-orang - termasuk juga dari orang yang diberikan nasehat.
2. Tidak mencemarkan orang yang dinasehati
Hal ini banyak terjadi di kalangan umat Islam sekarang. Sering kali setelah kita melihat dengan lebih jernih ternyata orang yang memberikan nasehat sebenarnya ingin mencemarkan orang yang ia nasehati karena tidak suka atau dendam dengan dia. Yang demikian tidak akan cocok bagi orang yang dinasehati dan justru akan menimbulkan situasi yang lebih parah lagi tanpa ada manfaat sama sekali meskipun ia telah memberikan nasehat.
3. Memberikan nasehat harus menjadi rahasia
Bagi seseorang yang memberikan nasehat akan mendapatkan buah dari perbuatannya itu manakala ketika ia memberikan nasehat ia tidak terpengaruh oleh apa-apa yang dikatakan oleh orang lain. Orang diluar sana mungkin saja ingin mencari tahu tentang orang yang kita nasehati melalui kita namun cukup antara kita dan yang kita nasehati saja yang tahu.
Fudail Ibn Ayyadh, salah seorang ulama shalih mengatakan, "Seorang yang beriman menutupi dan memberikan nasehat dimana sebaliknya seorang yang jahat mengungkap dan membuat malu." Ibn Rajab mengomentari apa yang dikatakan oleh Fudail tersebut dengan mengatakan, "Disebut nasehat apabila itu dilakukan dengan menutupi sementara membuat malu ialah dengan mengumumkannya."
4. Berikan nasehat itu dengan cara yang baik, santun dan dewasa
Seorang pemberi nasehat yang baik harus ramah, santun dan bersikap baik ketika ia memberikan nasehat kepada orang lain karena dengan bersikap baik boleh jadi akan mendapat tanggapan yang baik pula dari mereka yang akan kita berikan nasehat. Satu hal yang harus dipahami oleh kita adalah perumpamaan seseorang yang mau menerima nasehat itu adalah seperti orang yang membuka pintu, dan pintu itu tidak akan terbuka kecuali kita membukanya dengan kunci yang tepat. Mereka yang dinasehati biasanya memiliki hati yang terkunci karena beberapa hal - mungkin karena ia telah mengabaikan perintah Allah SWT atau mungkin ia telah melakukan sesuatu yang telah dilarang oleh Allah SWT.
5. Jangan memaksakan nasehat kita kepada orang lain
Meskipun hukumnya wajib bagi seorang Muslim memberikan nasehat kepada saudaranya namun bukan kewajiban bagi dia untuk memaksakan saudaranya itu agar mengikuti nasehatnya. Yang demikian itu menjadi kewenangan dari penguasa Muslim atau Qadhi (hakim). Seorang pemberi nasehat yang baik adalah mereka yang membimbing kepada kebaikan dan ia tidak memerintah orang lain dengan paksa untuk melakukannya.
6. Memilih waktu yang terbaik ketika hendak memberikan nasehat
Kepada mereka yang hendak memberikan nasehat sebaiknya terlebih dahulu memilih waktu yang tepat untuk menasehati seseorang, karena orang tersebut mungkin saja sedang tidak siap untuk dinasehati. Karena jika suatu waktu kita menasehatinya sedang orang tersebut dalam keadaan marah karena suatu hal, kecewa/sedih karena suatu hal, berduka karena kehilangan sesuatu atau mungkin kondisi lainnya boleh jadi ia tidak akan merespon apa yang kita nasehati.
7. Nasehat yang bertentangan dengan Islam tidak perlu diikuti
Memberikan nasehat adalah bagian dari Syariat Islam. Untuk itu jika ada seseorang memberikan nasehat yang tidak benar misal untuk meninggalkan perintah agama atau melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama maka yang seperti itu bukan disebut dengan nasehat. Bagi yang memberikan nasehat seperti itu harus berhenti melakukannya dan bagi yang dinasehati tidak perlu mengikuti.
Referensi: islamway.com